Misbakhun: Nyawa Politisi Melebihi Kucing
Misbakhun (Sumber: kompas.com) |
Mukhammad Misbakhun, seorang politisi Partai Golkar menilai bahwa dunia politik adalah keras. Hal tersebut ia sampaikan dalam sebuah acara di sekolah politik Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).
Di hadapan lebih dari 100 kader ICMI, Misbakhun menceritakan pengalamannya dahulu saat menjadi legislator PKS. Namanya melambung karena membongkar skandal bailout Bank Century.
Namun rezim saat itu sangat tidak menyukainya sehingga ia dikriminalisasi. Misbakhun terkena kasus dan dipenjara sebelum akhirnya dibebaskan karena putusan Mahkamah Agung menilai dia tak bersalah.
"Bagi saya, episode hidup saya terbaik adalah saat saya dipenjara. Saat di sana, dalam 3 hari, saya bisa khatam Al-Quran. Saat di penjara, saya khatamkan Al-Quran lebih banyak dibanding waktu lainnya sepanjang hidup saya," kata Misbakhun.
Setelah bebas, Misbakhun mengaku bahwa dia tak serta merta merasa ada masalah personal dengan SBY, yang dianggapnya memerintahkan kriminalisasi atas dirinya. Misbakhun mengaku masih menghormati SBY sebagai seorang tokoh dan presiden.
Misbakhun menambahkan, sakit hati tak berhenti setelah dia keluar penjara. Sebab, akibat kasus Misbakhun itu, PKS memutuskan tak merehabilitasi nama dan kedudukannya di DPR. Bahkan akibat kesepakatan politik PKS di koalisi pemerintahan saat itu, dirinya tak mungkin berpolitik lagi dan maju menjadi calon anggota DPR.
![]() |
(Sumber: jawapos.com) |
Akhirnya, Misbakhun keluar dari PKS dan memilih masuk ke Partai Golkar. Misbakhun lalu kembali ke dapilnya, dan merajut hubungan dengan warga yang dulu memilihnya saat masih di PKS.
Misbakhun menjadi anggota DPR periode 2014-2019 dari Fraksi Golkar. Di Golkar, Misbakhun memiliki banyak pengalaman dan dia menyimpulkan bahwa pertarungan terkeras yang harus dihadapi politisi itu adalah justru di internal partainya sendiri.
"Kalau di medan perang, ada peribahasa, kill or to be killed. Kalau di politik Indonesia, ada istilah 'nyawa politisi melebihi kucing'. Dia bisa hidup, mati, hidup, mati, hidup lagi," tambahnya.
Yang jelas, kata Misbakhun, seseorang yang hendak berkarir di politik harus bisa menunjukkan kapabilitas dan semangatnya, sehingga akan dipakai oleh rezim manapun yang berkuasa di partai.
Dia juga mengingatkan bahwa karir di politik akan langgeng kalau posisi di daerah pemilihan diperkuat dengan rajin turun ke masyarakat. Dengan kuat di dapil, kata dia, parpol takkan mau kehilangan sang politisi karena otomatis akan kehilangan kursi juga.
Komentar
Posting Komentar